Bu Ponirah (42) sedang mendorong sepedanya yang penuh dagangannya.Tanpa lelah mendorong sepeda, wanita yang sudah muda lagi ini terus menjajakan dagangannya yaitu anglo (alat masak tempo dulu). Anglo yang diambil dari desa Kasongan Bantul (desa pengrajin gerabah) akan dijual menuju ke kota Jogja yang jarak tempuhnya sekitar 15 km.
Anglo yang terbuat dari yang terbuat dari tanah lliat ini di jaman sekarang sudah sangat digunakan oleh masyarakat. Anglo sekarang sudah tersisihkan ole kompor minyak dan kompor gas untuk memasak.
Walau anglo sekarang sudah tidak selaris dulu, Bu Ponirah tetap di setiap harinya menjajakan dagangannya agar dapat mencari uang untuk bertahan hidup di jaman sekarang.
Anglo yang terbuat dari yang terbuat dari tanah lliat ini di jaman sekarang sudah sangat digunakan oleh masyarakat. Anglo sekarang sudah tersisihkan ole kompor minyak dan kompor gas untuk memasak.
Walau anglo sekarang sudah tidak selaris dulu, Bu Ponirah tetap di setiap harinya menjajakan dagangannya agar dapat mencari uang untuk bertahan hidup di jaman sekarang.
PANTUN Said:
“Baju merah, katanya jomblo.
Kompor murah, namanya anglo.”
Bagus Artikelnya.. :D
ReplyDeletewah harus dilestarikan kompor jadul
ReplyDeletesiiiiiiiip.......!!!:~
ReplyDeletesusah gak sih ngidupin anglo tu, tapi masakan jadi enak lo kalo masak pake itu hmmm
ReplyDeletemasih ada yg pake ya?! :((
ReplyDeleteSaat ini minyak tanah sudah susah didapat.Bukannya ngga ada.Kasihan ya.
ReplyDeleteTetapi yang namanya rejeki sudah ada yang ngatur. Ngga usah khawatir.
Salam